Ditutupi Karena Motif-Dewasa? Sambo dan Om Kuat Bongkar KeIakuan Brigadir J dengan PC saat di Kamar hingga....
Ditutupi Karena Motif Dewasa? Sambo dan Om Kuat Bongkar Kelakuan Brigadir J dengan PC saat di Kamar hingga....
Sejumlah nama telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus kematian Brigadir J di rumah kediaman mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.
Mereka adalah Irjen Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka RR dan sopir pribadi Putri Candrawathi (PC), Om Kuat.
Kepada Komnas HAM, Ferdy Sambo telah mengakui bahwa dirinyalah aktor yang merekayasa kematian Brigadir J.
Sebelumnya, Sambo juga telah memberi pernyataan melalui kuasa hukumnya bahwa perbuatan yang dia lakukan dilandasi upaya untuk menjaga dan melindungi harkat dan martabat keluarga.
Ferdy Sambo kemudian disebut marah kepada Brigadir J setelah menerima laporan dari istrinya, Putri Candrawathi.
Dalam keterangannya, Sambo menyampaikan bahwa istrinya mendapat perlakuan dari Brigadir J di Magelang yang melukai martabat keluarga.
Di sisi lain, ada pula laporan yang disampaikan Om Kuat kepada Ferdy Sambo yang diduga memergoki saat Brigadir J dan PC berada di sofa dan di kamar.
Melansir dari artikel Teras Gorontalo berjudul; 'Terkuak Misteri Brigadir J Kepergok Dalam Kamar dan Piyama Putri Candrawathi, Motif Dewasa yang Ditutup Rapat?', dijelaskan bahwa kejadian itu bermula dari Peristiwa di rumah Ferdy Sambo di Magelang yang diduga jadi awal rangkaian rencana pembunuhan Birgadri J.
Setidaknya ada dua kejadian di lokasi tersebut, pertama kejadian di Magelang ini sama-sama bersumber dari keterangan Kuat Maruf sosok sipil yang cukup lama menjadi ART sekaligus sopir di keluarga Ferdy Sambo.
Berikut ini dua kejadian yang di maksud:
Kejadian pertama pada Senin 4 Juli 2022, peristiwa ini terjadi di ruang tengah rumah Ferdy Sambo di Mertoyudan, Magelang sekitar pukl 18.00 WIB, Kuat mempergoki Brigadir J sedang berada di dekat Putri Candrawathi yang saat itu sedang berada di sofa.
Kuat yang sudah cukup lama ikut keluarga Ferdy Sambo menegur Brigadir J karena menurutnya apa yang dilakukan Brigadir J itu tidak sopan.
Kejadian kedua pada Kamis 7 Juli 2022, peristiwa ini masih terjadi di rumah Ferdy Sambo di Mertoyudan, Magelang dan terjadi sekitar sore hari.
Kuat memergoki Brigadir J sedang berada di kamar Putri Candrawathi.
Kuat diduga melaporkan kejadian ini ke Ferdy Sambo yang saat itu sedang berada di Jakarta.
Penyidik masih mendalamai pengakuan Kuat ini, yang jelas apa yang terjadi sebenarnya antara Putri Candrawathi dan Brigadir J itu hanya diketahui oleh keduanya.
Putri Candrawathi di satu sisi mengatakan terjadi pelecehan, yang kemudian disampaikan oleh Ferdy Sambo sebagai tindakan Brigadir J melukai harkat dan martabat keluarga.
Sedangkan Brigadir J di sisi lain tidak bisa memberikan keterangan tersebut karena telah ditembak pada Jumat 8 Juli 2022.
Jumat 8 Juli 2022 pagi rombongan Putri Candrawathi pulang dari Magelang ke Jakarta dengan dua mobil, Brigadir J yang biasa menjadi sopir Putri Candrawathi kali ini pisah mobil.
Putri Candrawathi kali ini berada satu mobil dengan Kuat Maruf, Bharada E dan ART bernama Susi.
Sedangkan Brigadir J bersama Bripka Ricky Rizal ada di mobil yang lain.
Putri Candrawtahi Sempat Berganti Piyama Hijau
Bocor rekaman CCTV yang menampilkan aktivitas Brigadir J dan Putri Candrawathi sebelum sang ajudan tewas pada 8 Juli 2022.
Sebagaimana diketahui, rekaman CCTV kasus pembunuhan Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J bocor.
Bocor rekaman CCTV dihari pembunuhan Brigadir J tewas pada 8 Juli 2022.
Dalam rekaman CCTV yang beredar di media sosial memperlihatkan aktivitas Ferdy Sambo, Putri Candrawathi hingga Brigadir J.
Nampak dalam CCTV aktivitas brigadir J hingga waktu dugaan lakukan eksekusi terhadap Brigadir J.
Rekaman CCTV memperlihatkan kedatangan rombongan keluarga Ferdy Sambo dan juga ajudannya termasuk Brigadir J.
Sebagaimana diketahui, Brigadir J tewas di rumah dinas Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022.
Rekaman CCTV yang bocor memperlihatkan aktivitas Ferdy Sambo dan keluarga di hari kematian Brigadir J.
Bahkan rekaman CCTV itu nampak menunjukan waktu dugaan Ferdy Sambo mengeksekusi Brigadir J.
Dari video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun, rekaman CCTV dimulai saat rombongan istri Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri Chandrawati dan Brgadir J pulang dari Kota Magelang, Jawa Tengah pada 8 Juli 2022.
Rombongan terdiri dari 3 mobil, kemudian mereka sempat berhenti di rest area KM 86 Tol Cipali, Jawa Barat terlihat dari rekaman CCTV yang beredar.
Pada pukul 14.03, terlihat Brigadir J mengenakan baju bewarna putih keluar dari mobil SUV hitam menuju toilet.
Rombongan kemudian meninggalkan rest area menuju arah Jakarta, saat masuk Jakarta iring-iringan kendaraan terekam CCTV ketika melintas di salah satu madrasah.
Sementara dari rekaman CCTV di rumah pribadi Ferdy Sambo, di Jalan Saguling 3, real time CCTV memperlihatkan keberadaan Ferdy Sambo masuk ke dalam rumah.
Terlihat Ferdy Sambo masih mengenakan seragam dinasnya. Di lokasi yang sama, anggota nakes datang untuk melakukan tes PCR.
Pada pukul 15:41 WIB, rombongan Putri Chandrawati tiba di rumah pribadi Ferdy Sambo, ia menggunakan sweater bewarna hijau dan celana legging hitam.
Kemudian diikuti aktivitas para ajudan, terlihat Brigadir J yang memakai baju bewarna putih dan celana jeans biru masuk ke dalam rumah.
Pada pukul 15:49 WIB, di rumah Ferdy Sambo masih terlihat aktivitas yang dilakukan Brigadir J, seperti memasukan barang-barang Putri dari mobil menuju rumahnya.
CCTV juga memperlihatkan momen Brigadir J dan Bharada E atau Richard Eliezer sedang melakukan tes PCR, hingga keduanya keluar dari rumah pribadi Ferdy Sambo.
Pada pukul 17:05 WIB, Putri Chandrawati berjalan keluar menuju mobil bewarna hitam, diikuti Ferdy Sambo masuk ke mobil yang berbeda.
CCTV di komplek Duren Tiga, merekam momen mobil SUV hitam yang ditumpangi Ferdy Sambo dikawal motor patwal melewati Duren Tiga Barat, arah ke rumah dinasnya yang saat ini disebut sebagai TKP Brigadir J tewas.
Diantara waktu sekitar pukul 17.06 menit, hingga sebelum pukul 17.23 WIB, Brigadir J diduga dieksekusi Bharada E atas perintah Ferdy Sambo.
Sementara dari rekaman CCTV di rumah pribadi Ferdy Sambo, di Jalan Saguling 3, real time CCTV memperlihatkan keberadaan Ferdy Sambo masuk ke dalam rumah.
Terlihat Ferdy Sambo masih mengenakan seragam dinasnya. Di lokasi yang sama, anggota nakes datang untuk melakukan tes PCR.
Pada pukul 15:41 WIB, rombongan Putri Chandrawati tiba di rumah pribadi Ferdy Sambo, ia menggunakan sweater bewarna hijau dan celana legging hitam.
Kemudian diikuti aktivitas para ajudan, terlihat Brigadir J yang memakai baju bewarna putih dan celana jeans biru masuk ke dalam rumah.
Pada pukul 15:49 WIB, di rumah Ferdy Sambo masih terlihat aktivitas yang dilakukan Brigadir J, seperti memasukan barang-barang Putri dari mobil menuju rumahnya.
CCTV juga memperlihatkan momen Brigadir J dan Bharada E atau Richard Eliezer sedang melakukan tes PCR, hingga keduanya keluar dari rumah pribadi Ferdy Sambo.
Pada pukul 17:05 WIB, Putri Chandrawati berjalan keluar menuju mobil bewarna hitam, diikuti Ferdy Sambo masuk ke mobil yang berbeda.
CCTV di komplek Duren Tiga, merekam momen mobil SUV hitam yang ditumpangi Ferdy Sambo dikawal motor patwal melewati Duren Tiga Barat, arah ke rumah dinasnya yang saat ini disebut sebagai TKP Brigadir J tewas.
Diantara waktu sekitar pukul 17.06 menit, hingga sebelum pukul 17.23 WIB, Brigadir J diduga dieksekusi Bharada E atas perintah Ferdy Sambo.
Pada jam yang sama, terlihat Putri datang kembali ke rumah pribadinya di Jalan Saguling 3, namun Putri datang dengan busana yang berbeda dari sebelumnya.
Putri Candrawati nampak telah berganti busana dari yang sebelumnyabterlihat memakai sweater bewarna hijau dan celana legging hitam, kini sudah berganti pakaian menjadi piyama berwarna hijau.
Motif Sensitif Hanya Bisa Diliat Orang Dewasa
Menko Polhukam Mahfud MD menyebut bahwa motif pembunuhan Brigadir J bersifat sensitif dan hanya untuk orang dewasa.
Lebih rinci, Mahfud menyebut hal-hal sensitif yang menyangkut orang dewasa itu meliputi pelecehan, perselingkuhan, dan pemerrkosaan yang sebelumnya sudah disinggung oleh berbagai pihak.
"Soal motif kita tunggu karena mungkin sensitif hanya boleh didengar oleh orang dewasa," kata Mahfud dalam konferensi pers, di Kemenkopolhukam pada Selasa 9 Agustustus 2022.
Putri Candrawathi Akan Diperiksa
Tim khusus Polri telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap istri Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. Pemeriksaan tersebut untuk mengusut kasus kematiannya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
"(Pemeriksaan Putri Candrawathi) sudah masuk agendanya," ujar Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi wartawan, Senin 15 Agustus 2022, dikutip dari PMJNews.
Kendati begitu, Dedi belum bisa menjelaskan secara rinci kapan waktu pemeriksaan terhadap Putri Candrawathi. Dia mengaku masih menunggu informasi tersebut dari tim khusus.
"Nanti diinfokan waktunya, nunggu dari timsus dulu," ucapnya.
Timsus ke Magelang Periksa Peristiwa Picu Amarah Ferdy Sambo
Kepala Bareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto menyampaikan penyidik tim khusus berangkat ke Magelang. Keberangkatan ini untuk menelusuri peristiwa yang memicu kemarahan Ferdy Sambo dan merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J.
"Tim sedang ke Magelang untuk menelusuri kejadian di sana secara utuh kejadian bisa tergambar," ujar Agus Andrianto kepada wartawan, Minggu 14 Agustus 2022.
Menurut Agus, penelusuran ini untuk mengetahui faktor pemicu penembakan terhadap Brigadir J sebagaimana yang diungkapkan Irjen Ferdy Sambo saat diperiksa sebagai tersangka di Mako Brimob Polri.
Dalam pemeriksaan, lanjut dia, Ferdy Sambo emosi dan marah setelah mendapat laporan dari istrinya Putri Candrawathi. "Faktor pemicu kejadian sebagaimana diungkapkan Pak FS," ujarnya.
Agus menambahkan, penyidik akan mengumpulkan barang bukti yang dibutuhkan untuk penyidikan kasus tersebut.
Dalam penelusuran ke Magelang ini, kata Agus, penyidik tidak menyertakan Putri Candrawathi. Namun, penyidikan menjadikan keterangan Putri sebagai dasar dalam proses penyiidkan.
"Kami juga mendasari keterangan yang bersangkutan (Putri) juga dalam proses penyidikan yang kami lakukan," tukasnya.***(Bryan Alex Tarore/Teras Gorontalo)