Skenario Cantik Ferdy Sambo Dirusak Para Ajudan, Bripka RR dan Bharada E Kompak Bongkar Borok Sang Jenderal
Pada awal kasus pembunuhan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo, semua orang percaya jika tak ada aksi saling tembak seperti yang dikatakan oleh polisi.
Benar saja, aksi saling tembak antara Brigadir J dan Bharada E ini ternyata hanyalah skenario cantik dari atasan Brigadir J yakni Ferdy Sambo.
Skenario yang diatur oleh Ferdy Sambo sebegitu ciamik akhirnya buyar setelah Bharada E memilih menarik berkas BAP pertamanya.
Saat itu, Bharada E dalam BAPnya mengatakan jika dia dan Brigadir J terlibat saling tembak.
Namun nyatanya, Bharada E ternyata adalah orang pertama yang melakukan eksekusi terhadap Brigadir J.
Eksekusi Brigadir J dilakukan atas perintah sang atasan yakni Ferdy Sambo. Dalam keterangan keduanya, Bharada E juga menyebutkan jika Ferdy Sambo ikut menenbak Brigadir J.
Usai nyanyian Bharada E, satu persatu kebenaran tentang kasus pembunuhan Brigadir J mulai terungkap.
Bahkan, Irjen Pol Ferdy Sambo langsung ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri.
Ferdy Sambo tak sendirian, ada juga Bharada E, Bripka RR, Kuat Ma'ruf, dan Putri Candrawathi yang resmi menyandang status tersangka.
Kelima tersangka ini diketahui ikut terlibat dalam eksekusi Brigadir J.
Usut punya usut, pembunuhan Brigadir J ternyata berasal dari peristiwa di Magelang. Selain Bharada E, ada satu lagi ajudan Ferdy Sambo yang mulai bernyanyi dengan merdu.
Sosok ajudan tersebut adalah Bripka RR.
Belum lama ini, Bripka RR membuka fakta yang tak kalah heboh.
Ia membenarkan jika Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J pada saat malam mengerikan di Jakarta Selatan.
Nyanyian Bripka RR ini terjadi setelah dirinya dikunjungi oleh istri dan anaknya.
Setelah menemui istri dan anaknya, Bripka RR langsung berubah pikiran. Dia bahkan membenarkan semua pernyataan yang diungkapkan oleh Bharada E tentang peran Ferdy Sambo.
Dengan begitu, hancur sudah skenario cantik yang disusun oleh Ferdy Sambo selama ini.
Bripka RR dan Bharada E menjadi dua momok yang menghancurkan skenario Ferdy Sambo dalam kasus Brigadir J.
Sebelumnya diketahui, Sampai saat ini kasus pembunuhan Brigadir J masih didalami oleh Polri.
Kasus yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo ini sudah menumbangkan beberapa jenderal dan perwira polisi menengah.
Sampai hari sudah ada lima tersangka yang ditetapkan dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Berbagai nyanyian dan fakta terbaru tentang kematian ajudan Ferdy Sambo inipun mulai terungkap ke publik.
Salah satu fakta mulai diungkapkan oleh tersangka Bripka RR.
Dikutip dari channel Youtube Beda Enggak, ada 10 point pengakuan Bripka RR yang bikin heboh.
Dalam pengakuannya, Bripka RR juga membantah tentang aksi tembak menembak di rumah Ferdy Sambo.
Pengacara Bripka RR yakni Erman Umar jika Bripka RR merubah keterangannya setelah bertemu keluarganya.
Bahkan kedatangan istri dan anak dari Bripka RR juga membawa pesan dari orang tuanya.
Mereka meminta agar mantan ajudan Ferdy Sambo itu membuka secara terang kronologi kejadian sebenarnya.
Menurut Erman, Bripka RR awalnya bersikeras mengikuti arahan Ferdy Sambo soal peristiwa tembak-menembak.
Namun, karena dukungan berbagai pihak, ia pun bersedia jujur dan memberikan kesaksian baru terkait kronologi pembunuhan rekannya.
Berikut 10 kesaksian dari Bripka RR tentang kematian Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo :
1.Bharada E ditelepon Putri agar pulang ke rumah Magelang.
2. Bripka RR tak tahu soal peristiwa dugaan pelecehan seksual.
3. Kuat menceritakan pada Bripka RR soal kejadian yang diklaim sebagai pelecehan seksual.
4. Kuat sempat mengancam Brigadir J dengan pisau
5. Putri sempat menanyakan Brigadir J dan meminta dipanggilkan ke kamar.
6. Brigadir J dan Putri sempat bicara 4 mata kurang lebih selama 15 menit di Magelang.
7. Brigadir J enggan menceritakan masalahnya pada Bripka RR.
8. Bripka RR menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.
9. Ferdy Sambo menanyakan peristiwa di Magelang.
10. Ferdy Sambo perintahkan Brigadir J jongkok di depannya sebelum eksekusi.
*Adegan Tikar Terungkap
Putri Candrawathi masih bersikukuh tentang pelecehan seksual yang terjadi di Magelang.
Pelecehan seksual ini menurut istri Ferdy Sambo tersebut dilakukan oleh Brigadir J saat berada di Magelang.
Bahkan hal inilah yang kemudian memicu amarah Ferdy Sambo dan merencanakan pembunuhan bagi Brigadir J.
Namun fakta demi fakta teru terungkap tentang kebenaran sebenarnya dari isu pelecehan seksual yang dikatakan oleh Putri Candrawathi.
Salah satu tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J yakni Bripka RR, mulai buka suara tentang kebenaran dari kasus pembunuhan Brigadir J.
Dikutip dari channel Youtube Uncle Wira, Bripka RR mengaku tak tahu apa yang membuat Putri Candrawathi menangis di kamar mandi.
Namun ia mengaku jika sempat diminta oleh Putri Candrawathi memanggil Brigadir J saat berada di Magelang.
Tak hanya itu, Bripka RR mengatakan jika dirinya sempat membujuk Brigadir J untuk masuk ke kamar Putri Candrawathi.
Karena sebelumnya Brigadir J diketahui tak mau bertemu dengan istri Ferdy Sambo itu.
Bripka RR juga sempat menanyakan ke Brigadir J tentang masalahnya dengan Kuat Ma'ruf alias Om Kuat.
Tetapi Brigadir J mengatakan bingung kenapa Om Kuat begitu marah kepadanya.
Selain adegan di kamar Putri Candrawathi, Bripka RR juga mengatakan adanya adegan di tikar saat berada di Magelang.
Adegan tikar yang dimaksud adalah saat dirinya tidur bersama Om Kuat dikamar lantai satu.
Sayangnya, Bripka RR tak berani menanyakan apa yang sebenarnya terjadi antara Brigadir J dan Om Kuat waktu itu.
Bripka RR juga diketahui mendengar jika Putri Candrawathi meminta agar Om Kuat tidak ribut.
Ia mengatakan jika Putri Candrawathi mencoba menengahi keributan antara Brigadir J dan Om Kuat.
Setelah itu, mereka kemudian menyiapkan diri untuk kembali ke Jakarta.
Sebagai informasi, Pasca rekonstruksi yang dilakukan oleh Polri terkait kasus pembunuhan Birgadir J di rumah Ferdy Sambo, beberapa fakta akhirnya terkuak.
Bahkan salah satu fakta yang menarik adalah dimana ada sosok yang hendak melarikan diri dari rumah Ferdy Sambo, pasca Brigadir J ditembak.
Sosok tersebut diungkapkan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dilansir dari program Dua Sisi TV One, Kapolri jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan jika ada satu sosok yang mencoba kabur dari TKP penembakan Brigadir J.
Orang yang mencoba kabur tersebut adalah Kuat Ma'ruf alias Om Kuat.
Menurut Kapolri, peranan Kuwat Maruf alias Om Kuat dalam pembunuhan ini sebagai orang yang mengancam Brigadir J.
Om Kuat ternyata mengancam korban yakni Brigadir J sehari sebelum terjadinya penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo Jalan Duren Tiga Jakarta Selatan.
Bahkan, ancaman pembunuhan yang dilakukan Om Kuat pada Brigadir J itu menggunakan dua bilah pisau.
Dalam rekonstruksi terungkap, Om Kuat menyerahkan dua bilah pisau dan handy talky (HT) kepada saksi yang bernama Prayogi.
Prayogi adalah ajudan Ferdy Sambo yang lain.
Om Kuat melarang Yosua naik ke atas menemui Putri Candrawathi, karena membuat Putri sakit.
Jika naik ke atas dia akan dibunuh.
Usai mengancam Brigadir J, Om Kuat juga diketahui mencoba melarikan diri usai penembakan Brigadir J.
Ancaman Om Kuat kepada Brigadir J juga dibenarkan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
"Kan sudah banyak beredar info keterangan pacar almarhum J yang menyatakan diancam skuad-skuad lama," kata dia.
"Si Om Kuat orang lama bawa pisau (mengancam kalau almarhum J naik ke atas)," kata Agus.
Agus menerangkan hal ini dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi yang sudah diperiksa oleh Polri.
Agus menyebut pisau tersebut hanya digunakan Om Kuat untuk mengancam Brigadir J.
Tapi tidak sampai dilakukan kontak fisik dengan pisau tersebut.
Entah ini ada hubungan atau tidak, Brigadir J pernah menyampaikan curhatan lewat panggilan telepon kepada kekasihnya.
Brigadir J menyebut istilah 'skuad atau squad lama' yang mengancamnya.
Om Kuat termasuk skuad lama karena telah 14 tahun bekerja pada Ferdy Sambo dan telah menjadi orang kepercayaan.
Sementara itu, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, mengungkap adanya ancaman pembunuhan terhadap Brigadir J.
Kamaruddin bercerita, pada akhir Juni 2022 atau sekira satu minggu sebelum insiden penembakan, Brigadir J curhat kepada sang kekasih, Vera Simanjuntak, bahwa ia akan pergi meninggalkan orang tersayangnya tersebut.
Brigadir J berpamitan kepada Vera bahkan memohon maaf atas segala kesalahannya sembari menangis.
Bahkan berpesan kepada Vera agar mencari laki-laki sebagai penggantinya.
Saat itu, Vera Simanjuntak menduga bahwa kekasihnya tersebut tengah sakit.
Brigadir J kemudian menceritakan soal ancaman pembunuhan yang diterimanya.
Vera pun menanyakan dari siapa ancaman tersebut berasal, skuad lama atau skuad baru.
“Diantara mereka ini sudah paham yang mana skuad lama yang mana skuad baru,” kata Kamaruddin.
Skuad yang dimaksud menurut Kamaruddin adalah ajudan dari Irjen Ferdy Sambo.
Kamaruddin lalu menyebut, ancaman tersebut muncul diduga karena Brigadir J berprestasi dan disayang oleh atasannya.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, Kuat Ma'ruf alias Om Kuat mengaku emosional karena mengetahui peristiwa yang disebutnya tidak senonoh di rumah Ferdy Sambo di Magelang.
"Setelah dia mengetahui ada peristiwa yang tidak senonoh itu," ucapnya.
"Nggak tahu, dia cuma marah, nggak (ada perintah), itu memang pisau yang tergeletak disitu tapi itu rangkaian peristiwa saja," ujarnya.
Pisau Kuat Maruf terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan berencana Brigadir J yang digelar di rumah dinas Ferdy Sambo.
Dalam reka ulang adegan digambarkan, Om Kuat mulanya berada di ruang tengah lantai satu rumah Sambo saat Brigadir J ditembak.
Dia melihat langsung proses eksekusi di mana Sambo memerintahkan Richard Eliezer atau Bharada E menembak Yosua.
Selain Kuat, di ruangan itu terdapat ajudan Putri Candrawathi yang kini juga telah ditetapkan sebagai tersangka, Ricky Rizal atau Bripka RR.
Sesaat setelah Brigadir J tewas, Kuat keluar dari rumah Sambo.
Dia menuju jalan di depan rumah mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) itu.
Kuwat Maruf Ditenggarai Berniat Kabur saat Mau Ditangkap
Kuat merupakan asisten rumah tangga (ART) Irjen Ferdy Sambo yang merangkap sopir pribadi istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Warga sipil itu ditetapkan sebagai tersangka bersamaan dengan penetapan tersangka Ferdy Sambo.
Hal ini tampak saat dia akan ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.
Dibalik sikapnya yang garang, Om Kuat ternyata pengecut karena sempat mau melarikan diri.
Hal ini diungkapkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Dalam pemaparannya Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan pengakuan Bharada E yang menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo.
Keterangan dituangkan di dalam berita acara pemeriksaan (BAP) kemudian Bharada E meminta perlindungan untuk jadi justice collaborator.
Setelah itu, polisi menangkap dua tersangka Bripka Ricky Rizal dan asisten rumah tangga Ferdy Sambo, Om Kuat.
"Om Kuat sempat akan melarikan diri, namun diamankan dan berhasil ditangkap," katanya.
Berdasarkan keterangan Bharada E, Brigadir Ricky dan Kuat Maruf akhirnya Ferdy Sambo mengakui perbuatannya.***